Wajib Simak! Contoh Gigi Palsu Akrilik, Gigi Tak Longgar! – E-Journal

syifa

Prostesis gigi lepasan, yang secara umum dikenal sebagai gigi palsu, merupakan alat bantu yang dirancang untuk menggantikan gigi yang hilang serta jaringan lunak di sekitarnya.

Material akrilik, khususnya resin polimetil metakrilat (PMMA), telah lama menjadi pilihan utama dalam pembuatan basis gigi tiruan dan gigi artifisialnya.

Keunggulan material ini meliputi sifat biokompatibilitas yang baik, kemudahan dalam pemrosesan, serta biaya yang relatif terjangkau, menjadikannya solusi restorasi yang banyak digunakan.

Penggunaannya bervariasi dari gigi tiruan sebagian hingga gigi tiruan lengkap, disesuaikan dengan kebutuhan klinis pasien.

Meskipun gigi palsu akrilik menawarkan solusi efektif untuk kehilangan gigi, terdapat beberapa tantangan klinis yang seringkali dihadapi penggunanya.

Salah satu isu utama adalah retensi dan stabilitas, terutama pada gigi tiruan lengkap rahang bawah, di mana dukungan tulang seringkali minimal.

Penyerapan tulang alveolar yang progresif seiring waktu juga dapat mengurangi adaptasi gigi tiruan, menyebabkan pergeseran dan ketidaknyamanan saat mengunyah atau berbicara.

Faktor-faktor seperti kualitas air liur dan anatomi residual ridge turut memengaruhi tingkat kepuasan pasien terhadap fungsi gigi tiruannya.

Permasalahan lain yang kerap muncul berkaitan dengan sifat material akrilik itu sendiri. Akrilik memiliki sifat porus yang memungkinkan penyerapan cairan, bau, dan pewarnaan dari makanan atau minuman, yang dapat mengurangi estetika dan kebersihan.

Selain itu, meskipun memiliki kekuatan yang memadai untuk penggunaan sehari-hari, akrilik rentan terhadap fraktur jika terjatuh atau terkena tekanan berlebih, terutama pada area yang tipis.

Reaksi alergi terhadap komponen akrilik, meskipun jarang, juga perlu dipertimbangkan, yang dapat bermanifestasi sebagai iritasi pada mukosa mulut.

Dampak pada kesehatan mulut secara keseluruhan juga menjadi perhatian penting dalam penggunaan gigi palsu akrilik.

Gigi tiruan yang tidak bersih atau dipakai terus-menerus dapat menjadi tempat berkembang biaknya mikroorganisme, terutama Candida albicans, yang menyebabkan stomatitis gigi tiruan.

Kondisi ini ditandai dengan kemerahan dan peradangan pada jaringan di bawah basis gigi tiruan, seringkali disertai rasa tidak nyaman atau sensasi terbakar.

Tekanan yang tidak merata dari gigi tiruan yang tidak pas juga dapat menyebabkan ulserasi atau lesi pada mukosa, memerlukan penyesuaian atau relining segera untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.


contoh gigi palsu akrilik

Untuk memaksimalkan manfaat dan memperpanjang umur gigi palsu akrilik, serta menjaga kesehatan mulut secara optimal, beberapa tips perawatan dan penggunaan dapat diterapkan secara rutin.

TIPS PENTING DALAM PERAWATAN GIGI PALSU AKRILIK

  • Kebersihan Rutin dan Menyeluruh Pembersihan gigi palsu harus dilakukan setiap hari untuk menghilangkan sisa makanan, plak, dan bakteri yang menempel. Gunakan sikat gigi khusus untuk gigi palsu dan sabun non-abrasif atau pembersih gigi palsu yang direkomendasikan. Hindari penggunaan pasta gigi biasa karena dapat mengikis permukaan akrilik dan menciptakan goresan mikroskopis yang menjadi tempat penumpukan bakteri.
  • Pelepasan Gigi Palsu pada Malam Hari Disarankan untuk melepas gigi palsu sebelum tidur agar jaringan mulut di bawahnya dapat beristirahat dan bernapas. Ini juga membantu mencegah iritasi dan mengurangi risiko infeksi jamur seperti stomatitis gigi tiruan. Gigi palsu yang dilepas sebaiknya direndam dalam air atau larutan pembersih khusus untuk menjaga kelembaban dan kebersihannya.
  • Penanganan yang Hati-hati Material akrilik, meskipun kuat, dapat pecah jika terjatuh atau terbentur benda keras. Selalu pegang gigi palsu di atas baskom berisi air atau handuk lembut saat membersihkan atau menanganinya. Hindari membengkokkan kawat pada gigi palsu sebagian karena dapat mengubah retensi dan merusak strukturnya.
  • Perawatan Gigi Alami yang Tersisa (untuk Gigi Palsu Sebagian) Bagi pengguna gigi palsu sebagian, menjaga kesehatan gigi alami yang tersisa adalah krusial. Gigi alami ini berfungsi sebagai penopang bagi gigi palsu, dan kerusakan pada gigi tersebut dapat memengaruhi stabilitas dan fungsi prostesis. Sikat gigi alami secara teratur, gunakan benang gigi, dan lakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi.
  • Pemeriksaan Rutin ke Dokter Gigi Kunjungan rutin ke dokter gigi sangat penting untuk memeriksa kondisi gigi palsu dan kesehatan mulut secara keseluruhan. Dokter gigi dapat mengevaluasi kecocokan gigi palsu, mendeteksi adanya lesi atau infeksi, serta melakukan penyesuaian atau relining jika diperlukan. Pemeriksaan ini juga memungkinkan deteksi dini masalah seperti penyerapan tulang yang signifikan.
  • Pola Makan yang Tepat Adaptasi terhadap gigi palsu akrilik mungkin memerlukan penyesuaian pola makan. Awalnya, disarankan untuk mengonsumsi makanan lunak dan memotong makanan menjadi potongan-potongan kecil. Hindari makanan yang sangat lengket, keras, atau kenyal yang dapat menggeser gigi palsu atau merusaknya. Mengunyah secara merata di kedua sisi mulut juga dapat membantu menstabilkan gigi palsu.

Penggunaan gigi palsu akrilik memiliki implikasi signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan pasien, mulai dari kesehatan fisik hingga kesejahteraan psikologis. Salah satu kasus yang sering dibahas adalah dampak pada nutrisi pasien.

Gigi palsu yang tidak pas atau tidak berfungsi optimal dapat membatasi pilihan makanan pasien, mendorong mereka untuk mengonsumsi makanan yang lebih lunak dan kurang bervariasi. Menurut sebuah studi oleh Hyde et al.

yang diterbitkan dalam Journal of Oral Rehabilitation pada tahun 2007, keterbatasan ini berpotensi menyebabkan asupan nutrisi yang tidak adekuat, terutama pada lansia.

Aspek psikologis juga merupakan pertimbangan penting. Kehilangan gigi dapat menyebabkan penurunan rasa percaya diri dan kecemasan sosial, terutama karena perubahan penampilan wajah dan kesulitan dalam berbicara.

Gigi palsu akrilik yang dibuat dengan baik dapat mengembalikan estetika wajah dan fungsi bicara, sehingga meningkatkan kualitas hidup dan interaksi sosial pasien.

Namun, proses adaptasi terhadap gigi palsu baru bisa memakan waktu dan memerlukan dukungan emosional.

Artikulasi bicara adalah area lain yang sering terpengaruh oleh penggunaan gigi palsu. Saat pertama kali mengenakan gigi palsu, pasien mungkin mengalami kesulitan dalam mengucapkan beberapa suara, terutama yang melibatkan interaksi antara lidah, gigi, dan bibir.

Hal ini seringkali bersifat sementara dan membaik seiring dengan adaptasi otot-otot mulut dan lidah. Latihan membaca keras atau berbicara di depan cermin dapat membantu mempercepat proses adaptasi ini.

Penyerapan tulang alveolar adalah fenomena biologis yang tidak dapat dihindari setelah kehilangan gigi, dan penggunaan gigi palsu dapat mempercepat proses ini.

Tekanan yang diberikan oleh basis gigi palsu pada residual ridge dapat menyebabkan remodelling tulang dan penurunan volume tulang seiring waktu.

Penyerapan tulang ini pada gilirannya akan mengurangi retensi dan stabilitas gigi palsu, memerlukan penyesuaian periodik seperti relining atau pembuatan gigi palsu baru untuk mempertahankan fungsi optimal.

Stomatitis gigi tiruan adalah kondisi umum yang sering terjadi pada pengguna gigi palsu, terutama jika kebersihan mulut dan gigi palsu kurang terjaga.

Kondisi ini disebabkan oleh infeksi jamur Candida albicans yang berkembang biak di bawah basis gigi palsu yang jarang dibersihkan atau dipakai terus-menerus.

Gejalanya meliputi kemerahan, peradangan, dan terkadang rasa terbakar pada mukosa palatum atau alveolar ridge. Penanganan melibatkan peningkatan kebersihan gigi palsu, pelepasan gigi palsu saat tidur, dan kadang-kadang penggunaan agen antijamur topikal.

Masa pakai gigi palsu akrilik bervariasi, namun umumnya berkisar antara lima hingga sepuluh tahun sebelum memerlukan penggantian. Perubahan bentuk mulut akibat penyerapan tulang, keausan material, atau kerusakan fisik dapat mengurangi kecocokan dan fungsi gigi palsu.

Menurut Dr. Sarah Kim, seorang prostodontis terkemuka, “Pemeriksaan dan penyesuaian gigi palsu secara teratur adalah kunci untuk memastikan kenyamanan dan efektivitas jangka panjang, serta untuk mendeteksi masalah sebelum menjadi parah.” Evaluasi rutin oleh dokter gigi sangat penting untuk menentukan kapan penggantian atau modifikasi diperlukan.

REKOMENDASI PENTING UNTUK PENGGUNA GIGI PALSU AKRILIK

Untuk memastikan penggunaan gigi palsu akrilik yang efektif dan menjaga kesehatan mulut, beberapa rekomendasi berbasis bukti perlu ditekankan.

Pertama, praktikkan kebersihan gigi palsu yang ketat dan teratur setiap hari, menggunakan pembersih khusus dan sikat yang lembut, serta hindari penggunaan pasta gigi abrasif.

Kedua, lepaskan gigi palsu setiap malam untuk memberikan kesempatan jaringan mulut beristirahat dan mengurangi risiko infeksi jamur.

Ketiga, jadwal kunjungan rutin ke dokter gigi untuk pemeriksaan menyeluruh, setidaknya setahun sekali, untuk mengevaluasi kecocokan gigi palsu dan kondisi jaringan mulut.

Keempat, segera laporkan kepada dokter gigi jika terjadi ketidaknyamanan, nyeri, luka, atau perubahan pada kecocokan gigi palsu.

Kelima, pertimbangkan modifikasi diet untuk menghindari makanan yang terlalu keras atau lengket yang dapat merusak gigi palsu atau menyebabkan ketidaknyamanan.

Terakhir, bagi pasien yang mengalami masalah retensi kronis atau penyerapan tulang signifikan, diskusikan dengan dokter gigi mengenai opsi restorasi alternatif seperti implan gigi atau gigi palsu yang didukung implan.

Pilihan ini dapat menawarkan stabilitas dan retensi yang superior, meskipun memerlukan prosedur bedah dan biaya yang lebih tinggi. Keputusan harus didasarkan pada kondisi klinis, preferensi pasien, dan pertimbangan finansial.

Rekomendasi Susu Etawa:

Paket 3 Box beli di Shopee : https://s.shopee.co.id/4Afh25dVA4

Paket 3 Box beli di Shopee : https://c.lazada.co.id/t/c.b60DdB?sub_aff_id=staida_raw_yes

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Pilihan

Artikel Terbaru